Iklan



Iklan

,

Menu Utama

Iklan

Dijual Seharga Rp 100 Ribu-1 Juta, Penyu Hewan Purba Terancam Punah

, Senin, Juni 17, 2019 WIB Last Updated 2025-03-17T05:54:02Z

Oleh : Christi Rumengan

Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Reptil laut ini mampu bermigrasi dalam jarak yang sangat jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Asia Tenggara.

Perairan laut Indonesia merupakan habitat enam jenis penyu dari tujuh jenis yang ada di dunia yaitu Penyu hijau (green turtle, Chelonia mydas), Penyu lekang (olive ridley, Lepidochelys olivacea), Penyu tempayan (loggerhead, Caretta caretta), Penyu sisik (hawksbill, Eretmochelys imbricata), Penyu belimbing (leatherback, Dermochely coriacea) dan Penyu pipih (flatback, Natator depressus).

Semua jenis Penyu di Indonesia dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta PP No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang berarti segala perdagangan dalam keadaan hidup atau mati dilarang.

Hal ini karena hampir semua spesies Penyu yang ada di Indonesia telah mengalami penurunan jumlah populasi, sehingga dikategorikan terancam punah. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu yang diakibatkan oleh predator alami maupun manusia.

Serta pemanfaatan penyu demi kepentingan komersial seperti penjualan telur, daging, maupun cangkang. Selain itu dapat menjadi sarana berbagi ilmu atau edukasi kepada masyarakat secara luas tentang pentingnya konservasi Penyu demi menjaga habitat Penyu di Indonesia.

Kepulauan Talaud merupakan gugusan pulau-pulau kecil di kawasan Sulawesi Utara, yang dimana kepulauan ini sangat diuntungkan dengan letak geografis strategis dan berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik.

Tentunya tak hanya memiliki sumber daya laut yang beraneka ragam, hampir seluruh perairan di sekitar Talaud juga menjadi habitat penting bagi siklus hidup hewan yang hampir punah, terancam, dan dilindungi (Endangered, Threatened, and Protected//ETP), khususnya Penyu, Dugong, Lumba-Lumba, dan Hiu. Oleh karena itu, tak heran jika hewan-hewan tersebut sangat mudah dijumpai di perairan sekitar Talaud.

Besarnya potensi biota laut di Kepulauan Talaud, membuat masyarakat dengan sesuka hati mengambil ikan dalam jumlah yang berlebihan, salah satunya yaitu Penyu. Di pasar maupun dipinggir jalan pantai Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud biasanya hampir setiap hari ada masyarakat yang menjual seekor penyu dengan harga mulai dari sekitar Rp.100ribu s-d 1juta

Kegiatan tangkap penyu ini merupakan salah satu bagian dari mata pencarian para nelayan di Bumi Porodisa. Menurut keterangan salah seorang nelayan, mereka menangkap penyu dengan menggunakan teknik kompresor.

Sangat menyedihkan dan memalukan, tapi beginilah kenyataan di daerah kepulauan yang minim informasi tentang konservasi. Penyu yang ditemui di pasar Melonguane diketahui merupakan jenis Penyu Sisik dengan nama latin (Eretmochelys imbricata) dan penyu Hijau (Chelonia mydas). Penyu tersebut dijual dipinggiran pantai untuk dikonsumsi.

Penyu bukan hanya sekedar hewan purba yang memiliki umur yang panjang, tetapi juga memiliki peran penting bagi ekosistem laut. Wilson dan rekan-rekannya pada tahun 2010 mendeskripsikan dengan sangat baik peran penyu laut di dalam ekosistem, dalam laporannya di LSM Oceana (Wilson et.al., 2010).

Peran penyu bagi ekosistem laut adalah sebagai berikut :

  1. Pemeliharaan habitat
  2. Padang lamun – Penyu hijau memakan daun-daun di padang lamun, memelihara padang lamun dari kerimbunan yang berlebih yang mencegah masuknya sinar matahari dan terhambatnya alir nutrien. Selain itu konsumsi padang lamun juga mengurangi konsentrasi nitrogen di dasar laut dari dekomposisi daun-daun tua.
  3. Terumbu karang – Penyu sisik mengonsumsi bunga karang, dan dengan demikian mencegah ekspansi bunga karang di atas permukaan terumbu karang, serta memungkinkan terumbu karang memperluas koloninya. Cabikan Penyu sisik pada bunga karang juga memungkinkan binatang-binatang kecil lain menembus dan memakan bunga karang seperti Geodia sp. yang memiliki perlindungan duri-duri silika yang padat (Jackson, 1997).
  4. Peningkatan kualitas pesisir – Telur-telur Penyu secara langsung maupun tidak langsung memperbaiki kualitas wilayah tempat bertelur. Telur-telur yang tidak menetas akan menambah konsentrasi nutrien, terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Nutriennutrien ini membantu pertumbuhan vegetasi dan dengan demikian juga meningkatkan stabilisasi daerah tersebut. Vegetasi yang tumbuh memberikan sumber makan bagi binatang-binatang herbivora, dan dengan demikian berpengaruh terhadap sebaran spesies. Telur-telur penyu juga merupakan sumber makanan bagi banyak predator, yang mendistribusikan kembali nutrien lewat feses mereka.
  5. Keseimbangan jaring-jaring makanan; a. Kontrol populasi ubur-ubur – Penyu belimbing memangsa banyak ubur-ubur sebagai makanan utama mereka, dan 1 ekor Penyu diketahui memakan hampir 200kg uburubur setiap hari. Ubur-ubur adalah pemakan telur-telur dan larva ikan. Berkurangnya jumlah penyu akan menyebabkan ledakan populasi ubur-ubur dan mengurangi jumlah ikan di laut. b. Pemasok makanan bagi ikan – Epibiont yang tumbuh pada karapas Penyu merupakan sumber makanan bagi beberapa jenis ikan dan udang. Selain itu, Penyu dan telurnya juga merupakan sumber makanan bagi banyak binatang lain, di darat, di udara, dan di dalam laut.
  6. Siklus nutrien yang lebih baik Pada butir 1c di atas telah disebutkan peran penyu dalam siklus nutrien di darat. Namun perbaikan siklus nutrien juga terjadi di dasar laut. Saat Penyu tempayan mencari mangsa di dasar laut, mereka menciptakan jejak di sedimen saat mereka menyapu pasir dengan sirip mereka untuk mengekspos mangsa. Perilaku ini mempengaruhi aerasi dan distribusi sedimen, dan juga keragaman spesies dan dinamika ekosistem dasar laut.
  7. Pengadaan habitat Pada butir 2b di atas telah disinggung mengenai epibiont. Penyu tempayan diketahui memiliki lebih dari 100 spesies epibiont pada karapas mereka. Selain itu, karapas Penyu merupakan tempat tinggal yang lebih aman bagi epibiont dibandingkan substratum lain, dan memungkinkan sebaran spasial spesies-spesies epibiont yang sangat luas.

Untuk itu kita sebagai generasi muda yang nantinya akan membangun daerah Kepulauan Talaud, perlu adanya niat, motivasi, dan ide agar daerah Kabupaten Talaud menjadi lebih baik, dengan cara membangun kesadaran masyarakat sekitar tentang konservasi dan fungsi Penyu dalam ekosistem.

Contohnya, yang pertama dapat melalui kegiatan sosialisasi terkait bagaimana Penyu telah bertahan hidup dari zaman dahulu dan bagaimana Penyu sendiri memiliki peran utama bagi ekosistem terumbu karang.

Kedua, menciptakan gerakan peduli konservasi (lembaga swadaya masyarakat) khususnya hewan-hewan laut yang dilindungi seperti Penyu. Ketiga, mengusulkan untuk membuat peraturan daerah tentang perlindungan satwa dan memberi sanksi tegas bagi masyarakat yang masih menangkap, membunuh dan mengonsumsi penyu.

Keempat, melakukan survei berkala di pasar tradisional sehingga penjualan satwa dilindungi dapat dicegah. Kelima, mengedukasi orang-orang terdekat kita tentang pentingnya konservasi. Serta membangun cabang dari balai konservasi di setiap pulau-pulau di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau terluar atau perbatasan contohnya daerah Kabupaten kepulauan Talaud dengan ibukota Melonguane, sangat lambat dalam hal informasi mengenai kepunahan Penyu dan adanya larangan penangkapan Penyu, dimana kasus penjualan Penyu di pasar masih ada sampai sekarang.

Faktor lainnya adalah tidak adanya balai konservasi disana. Balai konservasi hanya terdapat di ibukota provinsi, sehingga masyarakat Melonguane yang terpisah oleh pulau kurang mendapatkan informasi.

Kita tentu saja tidak ingin jika konservasi hanya familiar di telinga para peneliti dan anak-anak biologi. Konservasi harus menjadi bagian dari seluruh elemen masyarakat, khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana di Yogyakarta.

Berita ini telah tayang di Situs Berita INDONESIA BERITA

Iklan