![]() |
| Ilustrasi |
KABARSINJAI.COM, - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan.
Imbauan ini disampaikan Kepala BBMKG Irwan Slamet melalui siaran persnya, seiring dengan masuknya periode puncak musim hujan 2025/2026 dan meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari ke depan.
Irwan Slamet mengatakan, hasil analisis atmosfer menunjukkan adanya kombinasi faktor-faktor pemicu cuaca ekstrem, seperti aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase 5, gelombang Kelvin, serta konvergensi angin akibat sirkulasi siklonik di selatan Jawa.
Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat di wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan.
Berdasarkan prakiraan BMKG Stasiun Klimatologi Sulsel, wilayah dengan status Awas terhadap curah hujan tinggi pada Dasarian II November 2025 meliputi Kabupaten Bantaeng, Barru, Gowa, Maros, Pangkep, Sinjai, dan Takalar.
Sementara itu, pada periode 12–15 November 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat diprakirakan melanda sebagian besar wilayah Sulsel. Daerah yang berpotensi terdampak paling parah antara lain Kabupaten Barru, Pangkajene Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, dan Takalar.
Selain hujan, angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah barat Sulawesi Selatan, yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama sektor transportasi laut dan udara.
Tinggi gelombang laut antara 1.25 hingga 2.5 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan, termasuk Perairan Pinrang, Barru, Pangkep, Makassar, Jeneponto, Bulukumba, Kepulauan Selayar, Takabonerate, Sinjai, Wajo, dan Luwu.
BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.
Warga diminta tidak beraktivitas di ruang terbuka saat hujan lebat disertai petir, menjauhi pohon besar dan bangunan rapuh, memastikan saluran air dan drainase berfungsi dengan baik, dan memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap waspada dan aktif mengikuti informasi cuaca dari BMKG agar langkah mitigasi dapat dilakukan secara tepat,” tutup Irwan Slamet, Selasa (11/11/2025). (*)


