![]() |
Hackathon Guru Merah Putih Disdik Sulsel. (Ist) |
KABARSINJAI.COM, - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Bidang PTK, mencatat sejarah baru di dunia pendidikan dengan menggelar Hackathon Guru Merah Putih.
Kegiatan ini sebuah ajang maraton inovasi digital pendidikan selama 1×24 jam yang melibatkan guru sebagai pelaku utama. Kegiatan ini diklaim sebagai salah satu hackathon pendidikan pertama di Indonesia yang diselenggarakan langsung oleh pemerintah.
Mengusung fokus ganda, hackathon ini bertujuan menghasilkan dua inovasi strategis, di antaranya Aplikasi Setoran Hafalan Juz 30 untuk mendukung program literasi Al-Qur’an bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK).
Selanjutnya, sebagai Aplikasi Pencegahan dan Pelaporan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKS) untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan berkarakter di satuan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, H Iqbal Nadjamuddin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan terobosan untuk menggabungkan inovasi teknologi dengan penguatan nilai-nilai karakter di sekolah.
“Hackathon Guru Merah Putih ini bukan hanya tentang menciptakan aplikasi, tetapi juga tentang membangun ekosistem guru yang kreatif, kolaboratif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Sulawesi Selatan ingin menjadi pelopor dalam mengintegrasikan teknologi dan pendidikan karakter secara bersamaan,” jelasnya.
Plt. Kepala Bidang PTK Disdik Sulsel, Anshar Syukur, menegaskan bahwa hackathon ini menjadi ajang kolaborasi lintas keahlian di antara para pendidik.
Menurutnya, dalam kegiatan ini berbagai tim programmer, konten kreator, mulai dari video, audio, grafis, hingga animasi, serta qori berkolaborasi menghasilkan dua aplikasi unggulan, yaitu Aplikasi Setoran Hafalan Juz 30 dan Aplikasi Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPTKS).
"Ini membuktikan bahwa guru mampu berinovasi tidak hanya dalam pengajaran, tetapi juga dalam pengembangan solusi digital yang bermanfaat luas,” jelas Anshar Syukur alumni Doktoral ini.
Sementara Ketua Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim (MRR), selaku mitra penyelenggara, menegaskan bahwa hackathon ini adalah bukti nyata bahwa guru bisa menjadi penggerak inovasi teknologi pendidikan.
“Kolaborasi ini memperlihatkan bahwa guru memiliki kapasitas untuk merancang solusi digital yang berdampak langsung pada pembelajaran dan keselamatan siswa. Hackathon ini menggabungkan kompetensi digital, kreativitas, dan kepedulian sosial dalam satu panggung. Ini adalah langkah maju bagi ekosistem pendidikan kita,” ungkap MRR.
Format Maraton dan Kolaborasi Lintas Mitra, berbeda dengan kegiatan hackathon pendidikan lainnya, Hackathon Guru Merah Putih dilaksanakan dalam format maraton 1×24 jam di mana para guru bekerja dalam tim lintas keahlian, lintas sekolah dan lintas daerah.
Kegiatan ini unik dan belum pernah ada, karena berdasarkan penelusuran publik, hackathon pendidikan di Indonesia sebelumnya umumnya diselenggarakan oleh pihak swasta, komunitas, atau perguruan tinggi—bukan pemerintah.
Semcam ini belum ditemukan adanya hackathon yang diselenggarakan langsung oleh pemerintah, menghadirkan guru sebagai inovator utama, menggabungkan fokus literasi Al-Qur’an (Juz 30) dan PPTKS, dan menggunakan format maraton 1×24 jam.
Adapun manfaat nyata untuk pendidikan, hasil hackathon ini tidak berhenti di meja presentasi. Aplikasi yang dihasilkan akan melalui proses pengembangan lanjutan dan ujicoba di sekolah-sekolah, sebelum diimplementasikan secara luas di seluruh Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh daerah lain di Indonesia, sekaligus mengukuhkan peran guru sebagai agen perubahan di era digital.
Tentang Hackathon Guru Merah Putih ini, Hackathon Guru ini adalah bagian dari upaya Disdik Sulsel untuk memperkuat kompetensi digital, nilai karakter, dan kreativitas guru. Dengan dukungan berbagai pihak, kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi antara teknologi, pendidikan, dan nilai-nilai luhur bangsa. (*)