Iklan

Iklan

,

Menu Utama

Iklan

Mahasiswa KKN PMM BIMA Unhas Hadirkan Inovasi Tepung Ikan, Buka Peluang Baru Bagi Desa Pesisir Sinjai Timur

Andika Arya
, Selasa, Agustus 05, 2025 WIB Last Updated 2025-08-05T11:57:10Z
Pelatihan pengolahan ikan menjadi tepung ikan olah Mahasiswa KKN PMM BIMA Unhas. (Ist)

KABARSINJAI.COM, - Potensi besar hasil tangkapan ikan di Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, mulai dioptimalkan melalui pelatihan pengolahan ikan menjadi tepung ikan oleh mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam program KKN PMM BIMA Unhas Tahun 2025.


Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN PMM BIMA Unhas Tahun 2025, didampingi oleh dosen pembimbing sekaligus ketua tim yakni Dr. Ir. Syarifuddin Mabe Parenreng, serta dibantu oleh Dr. Ir. Sulaeha, dan Muhammad Dalvi Mustafa, sebagai anggota tim.


“Pelatihan ini menjadi bentuk nyata pemberdayaan masyarakat. Kami ingin hasil tangkapan ikan yang melimpah tidak hanya dijual mentah, tapi bisa diolah menjadi produk seperti tepung ikan yang lebih awet dan bernilai jual tinggi,” ujar Nawwaf, mahasiswa KKN PMM BIMA Unhas, Selasa (5/8/2025)


Data Desa Panaikang Tahun 2023 tercatat menghasilkan ikan tongkol/cakalang sekitar 12 ton/tahun, ikan kakap 8 ton/tahun, dan ikan bandeng 1,5 ton/tahun. Namun keterbatasan keterampilan pengolahan membuat hasil tangkapan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.


Warga yang mengikuti pelatihan yakni kelompok mitra binaan serta warga setempat yang didominasi oleh ibu rumah tangga. Mereka belajar secara langsung proses pembuatan tepung ikan mulai dari pengolahan bahan mentah, pengeringan, penggilingan, hingga pengemasan.


Kordinator Penyuluh Perikanan Kab. Sinjai, Budiamin, yang turut hadir mengapresiasi kegiatan ini.

“Kegiatan ini dapat berdampak pada ekonomi masyarakat Desa Panaikang, dan tentunya menambah pengetahuan masyarakat terkait pengolahan ikan yang dapat menambah nilai jualnya,” ucapnya.


Kegiatan ini juga mendukung program prioritas pemerintah daerah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan percepatan penurunan stunting, dengan memperkenalkan produk bergizi berbasis hasil laut.


Pelatihan ini menjadi langkah awal dalam membangun desa berbasis inovasi dan potensi lokal. Kolaborasi antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri. (*)

Iklan