Iklan

Iklan

,

Menu Utama

Iklan

Dinkes Sinjai Bergerak, Kolaborasi Besar Berjenjang Demi Generasi Sehat Bebas Stunting

Andika Arya
, Rabu, Agustus 20, 2025 WIB Last Updated 2025-08-20T08:55:03Z

Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) Dinkes Sinjai. (Ist)

KABARSINJAI.COM, - Kabupaten Sinjai kembali menunjukkan komitmen kuat dalam membangun masa depan yang sehat dan bebas dari stunting. Dalam sebuah langkah strategis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sinjai bersama UNICEF, Yayasan Jenewa Madani Indonesia, dan Tanoto Foundation menggelar Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) serta Penguatan Posyandu dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP).


Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Rofina, Rabu (20/8/2025), dan menjadi bukti nyata bahwa Sinjai tidak tinggal diam menghadapi krisis gizi.


Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 mengungkap fakta mencemaskan, prevalensi stunting nasional berada di angka 19,8%, Sulawesi Selatan 23,3%, dan Sinjai bahkan mencapai 28,6%. Angka ini menjadi alarm keras bagi seluruh pemangku kepentingan untuk segera bertindak.


Namun, Sinjai memilih untuk tidak hanya mengeluh melainkan bergerak. Orientasi ini menjadi titik balik, dengan pendekatan siklus hidup yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, baduta, balita, hingga remaja. Tujuannya, intervensi gizi yang menyeluruh dan berkelanjutan.


Acara dibuka oleh drg. Farina Irfani, M.Si, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, dan diikuti oleh perwakilan TP PKK, Dinas Kesehatan, serta 16 puskesmas. Para peserta tenaga gizi, bidan koordinator, dan pengelola promosi kesehatan dibekali strategi intervensi yang tidak hanya fokus pada stunting, tetapi juga berbagai masalah gizi lainnya.


Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, menekankan pentingnya konsistensi pesan. “Kami undang tiga perwakilan dari setiap puskesmas agar pesan kunci pencegahan stunting bisa diteruskan secara seragam hingga ke masyarakat,” ujarnya.


Untuk mendukung edukasi, kipas pesan kunci disiapkan sebagai media praktis yang merangkum materi secara singkat dan mudah dipahami.


Peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai, Gizi dan kesehatan ibu hamil serta menyusui, Pemberian MP-ASI yang tepat dan demonstrasi pemorsian, Pemantauan pertumbuhan anak dan mekanisme umpan balik di Posyandu.


Mereka juga dilatih dalam teknik konseling, edukasi gizi, deteksi dini wasting, dan penguatan aksi bergizi berbasis KPP.


Orientasi ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan perubahan. Para peserta berkomitmen untuk, menyelenggarakan pelatihan bagi kader Posyandu, memobilisasi sumber daya di tingkat kabupaten dan puskesmas, dan memperkuat kampanye pencegahan stunting di masyarakat.


“Pesan kunci harus disampaikan secara konsisten. RTL yang telah disepakati adalah jembatan agar orientasi ini benar-benar berdampak di lapangan,” tegas drg. Farina.


Dengan semangat kolaborasi dan pendekatan berbasis siklus hidup, Sinjai menyalakan obor perubahan. Ini bukan sekadar program, tapi gerakan bersama untuk memastikan setiap anak tumbuh sehat, kuat, dan bebas dari ancaman gizi buruk. (*)

Iklan