
IBC, JAKARTA – Seperti diketahui bahwa pilpres-pileg 2019 telah selesai bahkan sudah memasuki bulan ke-dua. Kini bola panas ada di Mahkamah Konstitusi (MK) sesuai dengan gugatan yang telah didaftarkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Sandi melalui Ketua Tim Kuasa Hukumnya Bambang Widjojanto (BW).
Namun belum dimulainya sidang gugatan di MK tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan sudah berspekulasi memunculkan nama calon-calon menteri Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo-KH. Ma’ruf Amin. Bahkan masih jauh dari pengumuman penetapan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) siapa pemenang Pilpres 2019.
Meski demikian, Presiden Joko Widodo juga telah memberikan isyarat saat ia menghadiri acara Silahturahmi Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta beberapa saat yang lalu, yang mengatakan dalam sambutannya, bahwa Ketua Umum HIPMI, Bahlil Lahadalia, sudah cocok jadi menteri, entah apa yang menjadi pertimbangan presiden Jokowi menyampaikan pernyataannya tersebut.
Demikian disampaikan Relawan Jokowi, Ketua Umum Komite Rakyat Nasional-Jokowi (Kornas-Jokowi), Abdul Havid Permana saat dimintai tanggapannya melalui selular pribadinya di Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Menurut Havid panggilan karibnya, bahwa isyarat presiden Jokowi saat memberikan sambutannya dalam Silahturahmi Nasional HIPMI merupakan pernyataan yang serius, meskipun terlihat sedang bergurau.
“Saya kira pak Jokowi serius, walaupun kelihatan sedang bergurau, tapi beliau itu ucapannya menurut saya bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Hanya saja sambung Havid, harus dipertimbangkan kembali, apa saja yang menjadi kontribusi Ketua Umum HIPMI tersebut. Sebab pihaknya tidak pernah melihat kerja-kerja politik Bahlil untuk kemenangan Jokowi secara siginifikan.
Akan tetapi Havid mengembalikan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi yang memilki hak prerogatif dalam menentukan siapa pembantunya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa yang pantas dan layak menjadi pertimbangan juga untuk menduduki kursi menteri di Kabinet Jokowi, salah satunya adalah Budiman Sujadmiko sebagai kader PDI-P yang patut dipertimbangkan Presiden terpilih Jokowi.
“Sederhana alasan objektif kami, pertama Budiman Sujadmiko secara akademis tidak diragukan, dia bergelar akademis luar negeri, dan kedua Budiman juga berpengalaman sebagai anggota DPR RI meski berbeda dengan eksekutif, tapi setidaknya Budiman paham seluk beluk birokrasi,” tutur Havid.
Ketiga lanjutnya, Budiman juga konkret kerja-kerja politik dengan membackup pak Jokowi, bahkan beliau pasang badan demi kemenangan pak Jokowi baik di layar kaca dan terjun langsung dimasyarakat.
“Jadi kesimpulannya menurut saya pak Jokowi patut pertimbangkan itu, apalagi Budiman bukanlah pendatang baru, Budiman syarat pengalaman baik secara akademis dan juga mantan aktivis yang setia di garis perjuangan rakyat. Bahkan abang kita satu itu memperjuangkan undang-undang desa, ya sampai desa seperti sekarang ini. Artinya BDM paham betul dengan subtansinya bagaimana memajukan desa,” papar Havid.
Menutup keterangannya, ia menegaskan pada prinsipnya Budiman sangat mumpuni sebagai menteri di kabinet Presiden Jokowi kelak. Namun Havid tidak menyebutkan posisi menteri dimaksud yang sesuai dengan Budiman Sujadmiko.
Penulis : FA
Editor : DR
Berita ini telah tayang di Situs Berita INDONESIA BERITA